CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2, Hasrat-Bispak38 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Dan ke-2  doiku ini tidak jemu jemunya menarik serta mengejekku terkait Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima semuanya ini. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga sampai ke kelasku. Namun di saat kami hingga di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak kalaupun ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak mesti ah… tidak lama saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya sudah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama mengangkat tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra sesuai ini, tetapi saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya tunggu Sherly melepas gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan type sedih, tetapi dia lambaikan tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pun, lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

Saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa bingung, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya pilih salah satunya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Selesai saya tuntas buang air kecil dan membereskan busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit ketahan sewaktu tau-tau ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah digagahi atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung area ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa ada melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku takut sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung tidak lama, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, karena jika saya mengundang kemelut, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini tengah berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha memandang menuju Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu usai, saya cemas Dedi tidak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya dalam gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati buat ngeseks waktu ini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak pengin tepergok pihak lain lantaran saya mengerang, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Saat lagi saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung menyaksikan masuknya seseorang cebol langsung kukenali sebagai pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, dan siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang dikehendaki Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat lagi ia paham sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada pada tengah area ini. Saya gak memahami apa yang lagi dilakukan, apa menanti satu orang, atau dia berencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras kecewa. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan mendatangi sang cebol yang tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat menyaksikan suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelisip masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti merupakan kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar kalaupun rupanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun pastinya saya gak dapat melakukan perbuatan sejumlah macam dibanding nasibku justru jadi kian jelek. Saya tidak tahu apa yang hendak terjadi padaku bila saya membikin kemelut yang membuat sang cebol ini tahu saya berada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta mulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadang-kadang kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdetak lebih cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

Saya tidak berani meredam sebab saya takut tepisanku mungkin bisa mengundang nada yang mungkin kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat untukku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku untuk lihat episode erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta terus meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang menuju Cie Fifi. Nyatanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu merupakan kepala sang cebol.

Kendati jantungku berdegap kuat memandang itu seluruhnya, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat serta terus memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi nyata, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya untuk Dedi, tetapi saya tidak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada episode erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya memandang satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu tentu celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan paras seperti membatasi sakit saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan sekarang sang cebol itu entahlah tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang merayu dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi siap.  Saya sudah terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang sudah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil di saat saya hampir tidak dapat mencegah diriku buat mengesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta situasi jadi makin sukar buatku sewaktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pula anyar tahu kurang lebih dua minggu kemarin, jika bu Fifi itu dapat juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi sebab ucap-ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini tepergok oleh Cie Fifi serta terlebih sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan bikin nasibku makin jelek.

Jadi saya cuma dapat memandang Dedi dengan geram, namun bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan membatasi rintihanku. Saya cuma dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku hingga ia bahagia.

Tetapi waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengendalikan napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini tidak hingga kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar suara sang cebol, yang tiada enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati raut paras Cie Fifi nampak jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menopangkan kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tapi tetap menopang di lantai.

Tanpa berujar apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya cukup direntangkan sedikit, dan sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Tidak tahu mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya kurang begitu bingung lihat sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak menduga Cie Fifi yang keseharian tampak demikian ramah serta enerjik, rupanya merendam perkara yang tidak jauh beda denganku. Saya terasa sedih di Cie Fifi meskipun dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku bila waktu ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku khawatir karena secepatnya saya akan mendapatkan permasalahan jika Dedi mengenali saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas mengenai beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana langkahnya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol sedang semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan waktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sembari meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, dan dia cuma tersenyum senyuman, kayaknya dia puas sesudah bikin ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membuat situasi di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya pikir ini waktu yang cocok untuk memberikan niat serta alasanku pada Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dimarahin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia lagi pikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas berubahkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya terheran sementara menyaksikan penis itu udah ereksi, dan sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan asusila Dedi. Tetapi saya gak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta waktu saya melirik mengarah mereka, saya menyaksikan sang cebol lagi menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari beberapa punya beberapa pejantan yang pernah mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mendesah saja, tetapi tidak hingga sampai melenguh layaknya seperti wanita yang lagi alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama