CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN, Hasrat-Bispak38 Sudah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Biarpun saya udah berasa cukup tambah enak, saya masih ingin bermalasan, serta melepaskan badanku yang telanjang bundar dan terselinap dalam bedcover ini terus terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadangkala saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku juga wanginya berbau rambutku ini.

Serta saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terkenang insiden dalam hari tempo hari bersama Andy, dimulai dari sikap canggungnya di sekolah saat temaniku sampai kembali lagi ke kelasku, dan yang paling membuatku berbahagia merupakan SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar selekasnya istirahat serta tidur karena ia mengerti saya kelelahan.

Akan tetapi, Andy tahunya saya kepayahan lantaran belajar sampai malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali semenjak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Karenanya saya menarik napas panjang, siap-siap menjalankan ini hari yang tidak tahu akan memberinya warna manalagi pada kehidupanku.

"Auw…", saya menyambat perlahan-lahan waktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal waktu kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku adakalanya berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku belum pula sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Meski sebenarnya saya telah istirahat semalaman tanpa masalah, bahkan juga saya udah tidur lebih dini sesudah terima SMS Andy sekitaran jam 9 tempo hari malam.

Saya ambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku, pun seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan intimidasi Dedi, ini hari saya memutus untuk pakai celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa benar-benar resah, mengandaikan kawan temanku di sekolah tahu bila saya tak memakai celana dalam. Jika kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

Adakalanya saya mengeluhkan, di saat terasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Sampai sekarang saya anyar merasai kalaupun otot perutku pula sedikit kejang, seperti habis lakukan sit up berkali barangkali.

Akan tetapi perlahan-lahan saya mengerti satu perihal yang aneh, entahlah mengapa saya justru nikmati merasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… waktu pagi pagi sudah rusuh gini…", saya mengeluh serta memarahi diriku sendiri.

Karena itu saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sesudah saya gantungkan seluruh lembar baju yang hendak kukenakan dan handukku, saya mengancing pintu walau saya masih ingat jika pintu kamarku terkunci. Tetap juga rasanya aneh jika saya mesti mandi tiada menutup pintu kamar mandi, dan saya tak mau jika saya jadi biasa sesuai itu.

Saya mulai memberikan hati badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus berikan kesegaran. Sehabis tuntas, saya lekas keringkan badanku serta kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ke arah meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma untuk Andy… jika kedepannya Andy tahu kamu telah gak virgin, apa Andy masih ingin sama kamu?", saya berujar di bayang-bayang diriku dalam cermin, serta saat ini hatiku jadi berduka.

Saya mulai menggunakan busana dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sehabis mematikan AC kamarku, saya mengecek beberapa buku yang ada pada tas sekolahku, meyakinkan tiada yang ketinggal dan tidak lupa saya masukkan hpku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap untuk beres-beres tampilanku di muka meja dandanku, sewaktu tiba-tiba saya dengar smartphoneku keluarkan bunyi, serta dari deringnya saya tahu jika ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari mobile-phoneku, dan selekasnya membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu udah lebih enak? Saya ingin ini hari kamu telah lebih sehat dan gak letih.'

Waktu saya menyaksikan nama pengirimnya yaitu Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya telah lebih sehat juga tidak letih. Saya puas sekali sebab saya berasa Andy mulai berani memberi perhatiannya padaku.

Sehabis saya simpan mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap mengatur performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sembari menyisir rambutku sampai nampak rapi dan elok megar, lalu saya berikan sedikit bedak pada mukaku.

Ini hari saya mau dilihat lebih elok dan menarik dihadapan Andy, serta saya memulaskan lip gloss seperlunya di bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu beri padaku…", saya mengguman perlahan sembari menyaksikani diriku di cermin pastikan tidaklah ada yang keliru dengan performaku.

‘tok tok tok…', kedengar nada ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan elokku.

"Siapa?", saya ajukan pertanyaan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah ke pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta ucapkan terima kasih di Sulikah. Kemudian saya mengamankan pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada pada sisi rack sepatu, dan saya menggunakan kaus kaki dan sepatuku.

Tau-tau saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan terheran-heran.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Terimakasih ya", saya tersenyum suka.

Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan juga memujiku seperti berikut, walau jika menyaksikan Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya keinginanku itu mustahil diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke kamar makan untuk nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin berkurang dari rata-rata, sebab tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin sebagai kelihatan tidak menarik buat Andy. Secara cepat saya selesaikan sarapanku, dan selesai membasuh tangan serta mulutku, saya ambil langkah ke arah garasi.

Di situ saya menyaksikan pak Berbudiin lagi mengelapi mobilku. Saat saya merapat, pak Berbudiin yang melihatku sekejap hentikan kerjaannya, dan dia menatapku seperti baru kali pertama melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang pada awalnya sapu langit langit di garasi, sekarang terdiam melihatku sekalian masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijakin, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza telah pengin pergi sekolah nih", saya bercakap pada pak Bijakin sekalian menunjuk lap masih ada dalam atas kap mesin mobilku.

Tidak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuma membawa lap itu dari kap mesin mobilku, dan konyolnya dia kerjakan itu sekalian terus menatapku. Di saat saya memandang sekitar, saya menyaksikan Wawan serta Suwito pula punya sikap sama, mereka lagi mematung sembari menatapku.

"Hei! Kalian semuanya mengapa sich? Tak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya berencana mendamprat dengan suara yang lumayan keras sampai mereka terperanjat.

Suwito hingga nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sedang Wawan dengan muka terperanjat jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mencegah tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, namun saya usaha terus memasangkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Bijaksanain lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua mulai juga dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang sangat kukenal, penglihatan mata mereka sewaktu mereka demikian gaungs serta bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

"Eh eh… kalian pengin apa? Gak! Tak ingin!!", mengetahui apa yang hendak dikerjakan oleh pak Berbudiin, Wawan dan Suwito, saya berseru was-was serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengancing pintu mobilku sebelumnya mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di samping kiri, agar saya dapat dengar apa kata mereka,  agar mereka dapat dengar jawabanku yang jelas kuusahakan untuk membikin mereka lebih dongkol.

"Mari non Eliza… Tidak lama saja non", kata Wawan serta Suwito nyaris berbareng dan mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang telah terkunci ini.

"Tak mau! Tak ingin! Kelak bajuku lecek! Intinya tak ingin!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya menyengaja mengerling mengarah mereka, dengan tipe yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengandaikan apa yang bakal berlangsung bila waktu ini saya sampai ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah karena dipaksakan layani gairah birahi mereka terlebih dulu.

Sesudah sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab permohonan mereka yang tetap memaksakan saya turun sekejap, pada akhirnya mereka berserah pun serta kembali meneruskan tugas mereka. Pak Berbudiin mengelap mobil mamaku, dan Wawan serta Suwito kembali naik ke bangku barusan mereka gunakan dan meneruskan sapu langit langit garasi ini.

Sembari tersenyum senyuman sebab merasa menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Serta waktu saya memandang mereka bertiga pura pura gak tahu jika mereka mesti memberikan pintu garasi juga pintu gerbang buatku, saya mendesak klakson mobilku sampai semua terkaget serta seluruhnya alat bersih bersih yang berada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Berbudiin yang sangat dekat dengan mobilku tampak bersungut sungut sekalian membuka pintu garasi dan selanjutnya  pintu gerbang, sedang Wawan dan Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan suka, meskipun saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga tentu akan membalasnya sakit hati padaku, entahlah dengan langkah menjadikanku piala bergilir atau piala bersama. 

Tetapi saya tidak peduli, toh tiada kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga telah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidak ada siapa siapa dalam rumah.

Tidak tahu kelak apa yang bisa mereka lakukan padaku selesai seluruh yang kulakukan ini, bila kelak saya nyata-nyata harus sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding takut memikirkan perbudakan apa yang harus kujalani sehabis saya pulang sekolah kelak.

Sehabis pintu terbuka semua, saya selekasnya meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya gak ingin pikirkan apa yang bakal terjadi dengan diriku kelak, lantaran di pikiranku sekarang cuman ada sebuah perihal, adalah saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu untukku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan istimewa cuman buat Andy. Saya mau Andy nyata-nyata tertarik padaku.

II. Keinginan Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi di saat saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdegap kuat sewaktu saya lihat Andy baru turun dari mobilnya. Dan waktu saya memandang tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, dan saya puas sekali.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

Saya tidak ingin mimpi cantikku ini musnah demikian saja, jadi saya selekasnya meluncur serta memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy kayaknya langsung mengenal bila ini ialah adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia tungguku usai memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan menggembok pintu, dan kami berdua sempat sama-sama pandang untuk beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan jika mukanya merona merah.

"Hai Andy… terimakasih ya semalam, mm… pun barusan pagi… saya sudah sehat kok, pula sudah tidak demikian lelah seperti tempo hari", kataku perlahan.

Hatiku lebih terlengah sewaktu saya lihat paras Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy masih menunduk seperti tidak berani melihatku serta saya tersenyum geli lihat kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali lantaran Andy masih menunduk tanpa ada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian takut.

"Saya mengapa?", saya menanyakan dengan senyuman iseng.

"Aku… anu… saya puas kamu telah tak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… thanks ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya sudah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya bercakap dengan ria.

Sebetulnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan jika kelanjutan kalimat Andy barusan itu merupakan sanjungan dari Andy bila saya kelihatan elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sesungguhnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, kalimat Andy barusan itu selalu membuatku tersenyum berbahagia.

Saya udah meyakini sekali bila Andy sukai padaku, tampak dari sikapnya yang selalu salah tingkah semacam ini serta ujaran Andy barusan tunjukkan kalaupun Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan suara perlahan.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengusikk suka, namun Andy menunduk demikian dalam serta dia tidak mungkin dapat melihatku. Saya tersenyum geli memandang Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini sebab dia pula suka padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan di saat dia mengusung parasnya menatapku, saya mengganggukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku dan sekali ini dia tersenyum, tidak tahu puas atau malu, atau juga ke-2 nya. Saya gak sangat percaya, namun saya berasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu ujaran apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya merasai pada pagi ini hari saya mendapatkan keinginan yang elok. Dan saya benar-benar berbahagia sewaktu Andy lagi ambil langkah di sampingku, walau Andy yang kadangkala menengok dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Sesuai sama tempo hari, saya rasakan sejumlah tatapan iri dari banyak pelajar cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang serta suka, meski sebetulnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pacar. Serta sekarang kami berdua duanya sama diam sekalian lagi ambil langkah, hingga akhirnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terimakasih ya", saya mohon pamit pada Andy.

"Aku… saya pun ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sekalian mengangkat tangannya.

"Iya", saya menjawab sembari balas lambaikan tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari mengambil langkah masuk ke kelasku. Namun di saat saya menyaksikan Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku serta menantiku di bangkunya, saya menghela napas panjang sembari lagi mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya telah pasrah, ini hari saya pastilah dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tidaklah ada momen spesial, disamping Jenny yang repot menarik dan menghinaku perihal Andy, pula Sherly yang turut jadi parah situasi pada saat kami bergabung di kantin saat jam istirahat pertama dan, dan saat pukul istirahat ke-2  seperti saat ini kini.

Serta jika kebanyakan saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, saat ini saya cuman dapat menghindari atau tersenyum malu, walau hatiku rasanya suka sekali. Untung saja bel tandanya jam istirahat ke-2  usai ini udah keluarkan bunyi.

"Lihat deh… parasnya sampai merah begini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sentil Sherly serta mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini gak perlu pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian selalu ngeledek saya,  ngetawain saya. Kalian jahat!", saya marah-marah serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah gak kok. Cup cup… tak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sekalian menggamit tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang serta serahkan tanganku yang ada pada gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu pula rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly sebagai berikut, namun saya menurut saja sewaktu Sherly menggamit tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama