CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3, Hasrat-Bispak38 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang dia mengetahui dapat dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, soal yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tukasnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan hanya kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta merintih kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal usai lebih bisa cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali di saat saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu udah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi kalaupun dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua pelajar bobrok ini bakal selekasnya melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Sebaiknya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu untukku untuk memikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan rangking ke-2 kakiku yang masih semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat gapai pucuk serta nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar di sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… karena itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menghardik.

Saya tidak berani menjawab, gak berani menengok. Pengin rasanya saya menangis, namun saya tidak pengin kelak rekan temanku terlebih Jenny justru ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku nampak sembab.

Saya cuman dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang ketahan di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengerang dan lagi mendesah ketahan, namun saya tidak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan waktu saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sindir Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk lihat apa yang tengah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi betul-betul pengin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, gak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhambat, tetapi sekarang ini saya gak miliki alternatif lain, saya mesti meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan menyudutkan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sekejap di saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan seterusnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh ketahan, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Karena itu saya harus tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mencegah mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku,  saya harus meredam merasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharapkan pasienanku ini lekas selesai. Saya  mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku selesai saya usai dicabuli oleh dua begundal ini. Sehabis saya menyatukan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia mau membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak dapat meredam kesenangan service oralku.

Tetapi saya tidak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mencegah badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sejenak lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya sangat dongkol kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat pakai langkah yang serupa buat menumpahkan kekecewaanku di Pandu. Saya selalu mengisap penis dalam mulutku ini meskipun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum tuntas dengannya.

Saya terus menghirup dan menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta saat saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelintang seusai saya dan banyak pacarku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menohokkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti tidak meyakini dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking emosinya.

Kondisi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar kalau saya mesti mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berubah udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, dan aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak ingin terkena bencana untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak mesti pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya kembali ketujuan ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga sampai nangis. Tetapi saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit tidak nikmat lantaran saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacauku, meski saya tahu ini merupakan yang terhebat, ketimbang ada yang dengerin percakapan kami waktu saya akui apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat saya berada pada toilet, atau mungkin lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi selang berapa saat Jenny udah kembali repot menarik dan mengejekku masalah Andy. Manalagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny kian bergairah menarikku, dan saya telah habis akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat lagi saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada pemikiran Andy saat ini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali sayang deh… hingga sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen omong apa ya… saya ingin katakan, bila Eliza gak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sembari mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah benar-benar baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny bersungguh-sungguh lewat kata ucapnya, serta saya serta selalu merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tidak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berbicara apa apalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari merapikan seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap di saat saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Karena itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART3

Saya memandang ke sekitarku, nyatanya memanglah kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Namun tetap juga saya cemas kalaupun ada yang dengar ujaran mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya tidak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya sudah tidak punyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentunya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi geli waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang tingkah laku busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga usai minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama