CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2, Hasrat-Bispak38 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tidak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengayalkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu perkataan saya sudah tak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya buat kamu lebih nikmat di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengen keluar Juragan… aduh…"


Benar-benar, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari katakan, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta tiba-tiba saja, Juragan telah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak bakalan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk keluar, makin lama makin kuat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga gak dapat bicara, hanya dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat ingatan semacam itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan meminta saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah Kedengarannya saya. Muka saya pastinya terlihat porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat suka.


"Hah… uh… Mari lagi Denok… saya suka ndengar suaramu bila dientot… mbikin makin gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu kalaupun kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak mengerti apa artinya Juragan, serta tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Buat kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan pada akhirnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sembari kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga akhirnya kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, manalagi cocok awut-awutan ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, rupanya ibu pemilik sewa kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya lekas membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya semestinya sendu atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya penting uang, saya gak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya terhadap laki laki.  ini tidak betul, dan semestinya saya stop, tetapi bujukan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal menjadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya jika ia pengin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada di sana, cuman ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dicarter lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya kali?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir cuman kerja semacam ini lebih enteng mendapat duit. Saya pula tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Serta setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin eksper jadi lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Serta saya lantas jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun bila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pula beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun makin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Cuman kala itu Juragan belum punyai apapun, apa lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat melihat serta terkagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan terus memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas kalaupun dapat buat Juragan puas. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan hasrat lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, namun tubuh saya selalu memohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih juga mengerjakannya karena hanya duwit. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG AYU PART2

Sudah tidak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas semakin berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya juga hamil… Alamiah, kalaupun ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur walau perut saya menjadi membesar. Serta saya pun lagi hadir ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, serta beliau tampak cukup risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan melecut saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu kali pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruh konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula tidak tahu. Barangkali karena sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari cakepgnya waswas. Rasanya saya pengin membuat beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan menyatu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun masih keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Namun saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Pastilah ada yang memandang serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu semua sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan lantaran yang pertama kalinya itu, kamu gak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama