CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5, Hasrat-Bispak38 Ke-2  payudaraku pastinya sudah memulai dilihat oleh Wawan dan Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya terus turunkan handuk ini hingga ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terpasang didepan mereka.

Wawan dan Suwito terus melotot melihati badanku, sampai mata mereka seperti keluar tempatnya. Saya makin semangat merayu mereka, dan pada situasi telanjang bundar seperti berikut, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya mengambil langkah menjurus almari bajuku dengan kaki tersilang seperti orang bentuk yang tengah berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, berencana kupilih bra yang memiliki ukuran paling kecil pada seluruh punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah ke situ dengan jenis seperti barusan sekalian mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya berniat berlambat lamban memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… mari non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan dan Suwito di luar yang meminta minta dengan paras cabul mereka itu.

Entahlah apa yang mereka mohon buat dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang jelas saya mustahil pengin merestui permintaan mereka.

Serta dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar ujaran mereka yang gak terlampau keras itu dengan terang, namun barusan itu mereka bergaya gak mendengarku. Karenanya saya memilih untuk membikin mereka tambah haus dan lapar dapat badanku, toh saya aman aman saja di sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menjurus mereka berdua. Saya terus memakai celana dalamku, dan seperti barusan, saya berlambat pelan tingkatkan celana dalamku melalui ke-2  pahaku, hingga selanjutnya celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya pengin memamerkan badanku lebih terang dari mereka semua.  Selanjutnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku seolah tengah menari.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam gordin jendela kamarku dan tutup beberapa badanku dengan korden itu, sekalian mengerling nakal ke mereka bertiga.

"Udah, saya ingin tidur!", saya bercakap dengan suara keras, lalu saya tutup korden jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengayalkan tidak tahu sekesal apa Wawan dan Suwito kini padaku. Kudengar gebrakan dobrakan kecil di jendela kamarku, namun saya sudah pasti gak pengen menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak sekian kali, ternyata mereka telah terbakar hasrat dan memaksakan masuk ke sini untuk mendapatku, menyetubuhiku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdegap kuat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya bakal aman di kamarku, mereka gak bakal berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti menggempur pintu kamarku ini. Selesai rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya memastikan untuk lekas tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karena itu saya menyetel weker supaya berdering saat pukul lima sore kelak. Lantas cuman memakai bra dan celana dalam sesuai ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha untuk lekas tertidur. Andy selalu tampil di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Jika saya buka mataku, saya jadi mau malam selekasnya datang dan mengayalkan begitu senangnya saya saat nanti Andy mengontakku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama lalu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Sakit hati Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore saat saya telah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa letih dan pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari telah menyusut banyak. Serta saya udah tersenyum senyuman kembali lantaran bayang-bayang Andy telah kembali isi hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku khawatir.

"Ada tukang surat yang mohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, serta udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuma berbalut bra serta celana dalam saja. Saya menggigil sebentar serta langsung lari ke dalam lemari bajuku, lalu saya selekasnya memakai pakaian rumah ala-ala persentasenya.

"Aduh… urgent deh…", saya menyambat dengan was-was.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, keliatannya Wawan serta Suwito telah tak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada di mana mereka saat ini, tidak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karenanya dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuman dapat lihat Sulikah yang tungguku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya menanyakan dengan impian jawabnya tidak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau melepaskan tukang surat itu pergi, namun saya gak pengin kedepannya saya jadi lebih ribet kalaupun rupanya yang bakal diungkapkan tukang surat itu suatu yang perlu. Mau tak mau saya tempuh dampak ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan ingin harap kuatir saya melihat apa mereka ada pada lebih kurang sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang memandang anak majikannya takut dapat dicabuli, bukanlah kasihan, justru senyuman senyuman seperti berikut. Saya sedikit kecewa pada Sulikah, namun saya gak bercakap apa apa serta lekas turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku sewaktu saya udah ada dalam hadapan loper itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman untuk mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sembari memberi suatu amplop padaku, yang nyatanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant idola Jenny, berikut dengan suatu pertanda terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, terimakasih pak", saya bercakap puas serta menanda bereskan pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Mempunyai arti esok atau Senin saya dapat ekspos di Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Disc. Card ini. Dan saya dapat membayari mereka berdua di situ buat bikin mereka lebih dongkol padaku :p

Namun jantungku hampir stop sewaktu di garasi saya memandang Suwito yang memburuku dengan gantengg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelak tangkapan Suwito, serta saya lari ke dengan cemas, mengharapkan saya sempat masuk ke kamarku dan menggembok pintu.

"Gak mesti lari non, buang waktu saja", sindir Suwito sembari ketawa, dan dia mulai melafalkanrku, membuatku lebih ketakutan serta saya lagi lari menuju tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram di saat tau-tau Wawan tampil dari balik tangga, serta saya menghindari sebisaku waktu Wawan pula mau tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga, pula gak dapat lari ke luar. Saya lari ke tempat tamu, tetapi perlahan-lahan mereka malahan membuatku tertekan di sofa tempat tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di area tamu ini, lalu saya dengan maksud larikan diri ke area keluarga.

Tetapi mereka bisa lebih cepat merintangiku, dan lagi menyekapku sampai saya kembali tersudut, terkepung di grandfather clock yang terpampang di ruangan tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang kian merapat dan siap-siap menangkapku.

"Waktunya non berserah dan main main sama kami", Suwito menambah sembari tersenyum cabul.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

Jantungku berdetak bertambah cepat. Saya tahu saya tidak boleh hingga sampai ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang nyata nanti bakal ditambah lagi dengan pak Bijaksanain, pasti menyetubuhiku sampai mereka senang menyelesaikan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok udah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu inti ruangan keluarga yang dilihat disini.

Wawan dan Suwito langsung melihat menuju pintu, pastinya mereka terkaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan buat larikan diri ke arah area keluarga, dan saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lalu langsung menyebutrku.

"Tidak boleh lari non!", dahsyat Wawan yang turut melafalkanrku.

Saya mati matian lari selekas-lekasnya tuju tangga, dan keliatannya saya memanglah bisa semakin cepat pada mereka. Saya selalu ketujuan ke kamarku, serta saya sukses menggembok pintu kamarku pas saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya akan lepas. Jelas Wawan dan Suwito lagi usaha buka pintu kamarku. Namun saya pula sadar kalaupun saya telah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terlepas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak pengen layani mereka, saya cuma mau menaruh tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya tuntas telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan semaksimal mungkin seperti barusan. Napasku pula sedikit tidak teratur serta badanku sedikit gemetaran, namun saat ini semuanya telah aman. Serta saya memikir jika merendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kemelutku.

Jadi saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, dan saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya membawa juga handuk yang bergantung di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan waktu saya lihat pak Bijaksanain yang ada pada kamar mandiku, entahlah mulai sejak kapan dia ada di sini.

Lembar untuk lembar busana yang kubawa bertumbangan ke lantai kamarku saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Berbudiin mulai dekatiku.

"Pak… tidak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi keadaan ini tetap sama, pak Bijaksanain lagi dekatiku.

Saya makin cemas, tidak tahu mesti lari ke mana. Tetapi saya tetap punyai angan-angan. Asal saya dapat menipu pak Bijakin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan mengancing pintunya, barangkali saya bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya sudah Eliza ingin sama pak Berbudiin saja, tetapi tidak boleh panggil lainnya ya", saya berencana merengek-rengek dengan manja dan sekarang saya malahan merapat ke pak Berbudiin.

Saya bakal menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya menyudahi niatku di saat pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini jadi buka korden kamarku yang betul-betul ada di dekatnya.

Saya telah patah semangat, impianku redup sekalipun di saat saya menyaksikan kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijakin, karenanya memiliki arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan serta Suwito.

Saya mustahil punya cukup waktu untuk larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, karena saat lagi saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah pasti menangkapku.

"Saya sich puas senang saja non bila dapat ngeseks sama non sendirian, cuman saya tidak nikmat sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan karena mereka pula", kata pak Berbudiin yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya sangat dongkol dengar ujaran pak Berbudiin, yang benar-benar betul itu. Bila dahulu Wawan dan Suwito tidak mengawali kekurang tuntunan mereka padaku, belumlah pasti pak Bijaksanain dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

Lebih kembali, belum pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri mulai sejak tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tidaklah ada waktu buatku buat mengenang saat saat lalu.  Saya sadar kini pak Berbudiin telah dekat sekali, serta saya sempat berkilah ke belakang untuk mengelak sewaktu pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, sekarang saya nyata-nyata terasa bakal digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek tidak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan mengumpet nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Berbudiin ke bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Berbudiin selalu dekatiku.

Buat yang gak ketahui perbincangan mereka yang memakai bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan ajukan pertanyaan apa pak Bijakin ada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Bijakin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyetujui kalaupun dia berada di dalam sini, sekalian menyenangkan hati diri lantaran dia barusan menanti di kamar mandiku. Bila tidak, waktu ini mereka jelas kembali tidak bekerja. Tetapi pak Berbudiin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya telah dibuka olehnya, lantaran pak Berbudiin khawatir saya dapat masuk serta sembunyi di kamar mandiku saat dia buka pintu kamarku buat Wawan.

Disamping itu pak Berbudiin  minta Suwito untuk tunggu di muka pintu kamarku, hingga Wawan buka pintu kamarku buatnya. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana saja, lantaran seluruh jalan keluar kamarku udah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Betul-betul hilang ingatan, pak Bijakin sampai telah bikin kiat semacam ini untuk tangkapku, serta betul-betul mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat pikirkan ini, yang pasti waktu ini saya telah tak dapat melakukan hal apa apalagi, dan saya tinggal tunggu waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tak boleh paak…", saya menjerit waktu ke-2  tanganku udah ketangkap pak Bijakin yang tau-tau menangkapku, serta saya benar-benar gak sempat mengelit karena semangatku udah redup.

Saya mulai coba meronta, namun semuanya sia-sia saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut kalaupun diperbandingkan dengan pak Bijaksanain yang memiliki tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak berapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menutupnya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pintar kowe Fin", kata Wawan yang dilihat sangatlah suka dengan kesuksesan trik pak Bijakin.

Lalu Wawan melangkah menuju pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku buat Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan bergairah, membuatku bertambah lemas lihat ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Diawali
Lengkaplah ke-3  pejantan yang akan selekasnya melumat badanku buat mengeluarkan sakit hati mereka padaku. Tidak tahu mereka dapat menggasakku kayak apa, saya tidak berani mengandaikan nasibku akan seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat lagi Wawan dan Suwito dekatiku sembari menyeringai. Biarpun sebetulnya mereka terlalu sering nikmati badanku, tetap sekarang saya merinding seram lihat tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya terus coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkaman tangan pak Bijakin.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… tidak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Saat saya mengesah rintih hingga selanjutnya megap megap lantaran kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MENAWAN PART5

Saya gak lihat siapakah yang mengerjakannya, namun dengan pak Berbudiin yang mencengkam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih juga memagut bibirku, saya tahu aktornya tentu Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, serta waktu pak Bijaksanain membebaskan cengkramannya di tangan kananku, saya udah begitu kacau balau buat memakai tangan kananku entahlah untuk menggerakkan Suwito masih repot melumat bibirku, maupun Wawan yang selalu memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga di tangan kananku ini rasanya amblas entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta dan merengek-rengek waktu Suwito melepas pagutannya pada bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tidak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Bijaksanain menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal kenakan bra yang mempunyai warna putih ini, dan saya tahu selekasnya pembantaian pada diriku akan selekasnya mulai.

Pak Bijakin dan Suwito yang berdiri di sisi kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama